KUA KEC.SUMBERSARI KAB.JEMBER

KUA Sumbersari adalah salah satu dari 31 KUA di Kabupaten Jember yang mengemban amanah Negara dalam hal pelayanan publik khususnya pelayanan seputar pernikahan

HAJI

KUA Sumbersari bekerja sama dengan KBIH, melayanai masyarakat dalam pendaftaran dan pembinaan ibadah Haji

AKAD NIKAH

KUA Sumbersari Menangani 7 Kelurahan dalam wilayah hukumnya,yakni : Sumbersari, Kebonsari, Karangrejo, Tegal Gede, Antirogo, Wirolegi, dan Kranjingan

WAKAF

KUA Sumbersari bukan hanya melayani pelayanan pernikahan saja akan tetapi juga dalam hal WAKAF, guna membantu masyarakat yang ingin beramal guna kepentingan umat

Alur Pencatatan Nikah

Calon Pengantin membawa pengantar RT/RW, kemudian mengurus N1-N4/N5 di kelurahan setempat kemudian melaporkannya di KUA

Rabu, 14 November 2012

Jemaah Wafat Menjadi 382 orang

Mekkah (Sinhat)-- Sampai hari ke-54 musim hari tahun ini (sejak 20 September 2012) atau 15 hari sebelum berakhir pada 29 November 2012, sebanyak 382 jemaah haji Indonesia telah meninggal dunia di Arab Saudi.
Mereka masing-masing 219 pria dan 163 wanita. Dari jumlah itu, 309 jamaah meninggal di Makkah, 29 jamaah di Madinah, 25 jamaah di Mina, sembilan jamaah di Jeddah, enam jamaah di Arafah, dan empat jamaah di perjalanan.
Penyakit penyebab meninggalnya masing-masing 221 kasus akibat gangguan sistem sirkulasi, 108 kasus akibat gangguan sistem pernafasan, 31 kasus gangguan infeksi dan parasit, dan 11 kasus akibat masalah nutrisi.
Lima embarkasi haji yang jamaahnya sampai saat ini terbanyak meninggal masing-masing, Surabaya (68 orang), Solo (68 orang), Bekasi (58 orang), Jakarta (37 orang), dan Ujungpandang (25 orang).
Dari sisi usia, 251 jamaah meninggal di atas 60 tahun, 97 jamaah berusia antara 50 sampai 59 tahun, 32 jamaah berusia antara 40 sampai 49 tahun, dan dua jamaah berusia di bawah 40 tahun.
Sebagai perbandingan empat tahun terakhir, jamaah yang meninggal selama masa periode haji masing-masing, 2011 berjumlah 517 jamaah, 2010 sebanyak 451 jamaah, 2009 sebanyak 312 jamaah, dan 2008 berjumlah 461 jamaah. Seluruh petugas penyelenggara haji Indonesia dijadwalkan terakhir akan meninggalkan Arab Saudi, masing-masing yang bertugas di Madinah dan Jeddah pada 2 Desember 2012.
Sedangkan petugas di Makkah akan meningalkan Tanah Suci pada 25 November 2012. Indonesia tahun ini mendapat kuota haji 211.000 dari Pemerintah Arab Saudi, masing-masing 194.000 haji reguler dan 17.000 haji khusus yang dikenal dengan sebutan ONH (ongkos naik haji) Plus.

Menag: Kemajuan Teknologi Dapat Ancam Kedamaian Umat

Jakarta(Pinmas)— Menteri Agama H Suryadharma Ali mengatakan, kemajuan teknologi selain berdampak positif, juga melahirkan beragam ancaman serius bagi keberlangsungan kehidupan umat yang damai.
“Merebaknya pornografi dan pornoaksi banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi,” papar Menag ketika membuka Halaqoh Ulama dan launching Dai Rahmatan Lilalamin di hotel Millenium Jakarta, Senin (12/11).
Halaqoh yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dihadiri Wamenag Nasaruddin Umar, Dirjen Bimas Islam H Abdul Djamil, Direktur Penerangan Agama Islam Hj Euis Sri Mulyani, Ketua Umum Majelis Silaturahim Kiai dan Pimpinan Pondok Pesantren se Indonesia (MSKP3I) serta 70 persera halaqoh dan dai.
Menag memaparkan, akses teknologi ini sangat luas dan tak terbatas. “Anak-anak dan generasi muda kita begitu mudah bersosialisasi dengan berbagai bentuk pornografi dan pornoaksi. Begitu pula arus informasi yang bebas masuk telah melahirkan transpormasi berbagai aliran dari luar yang tak sejalan dengan karakter bangsa Indonesia, seperti radikalisme dan ekstrimis.”
Memang, kata Menag, globalisasi telah memberikan pengaruh besar terhadap eksistensi dakwah di lihat dari aspek pelaku dakwah, materi serta metode yang dipergunakan .
Menurut Menag, ada kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perubahan yang perlu direspons dengan materi dakwah yang relevan serta metode penyampaian yang tepat. “Materi dakwah yang banyak menjadi tidak berarti apa-apa jika disampaikan dengan metode yang tidak tepat, sebaliknya materi yang sederhana bisa menjadi menarik manakala disampaikan menggunakan metode yang sesuai dengan masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.”
Jadi, lanjut Menag, di tengah-tengah arus besar seperti ini, diperlukan pengembangan metode dakwah agar sesuai dengan tuntutan keadaan yang ada di masyarakat.
Dia menjelaskan, arus globalisasi juga telah melahirkan beragam problematika keumatan. Beberapa kejadian seperti terorisme, radikalisme, dan segala bentuk kekerasan atas nama agama atau PR kita bersama. “Bagaimana pun terorisme kekerasan sedikit banyak akan mempengaruhi citra Islam sebagai agama yang didakwakan oleh Rasul dengan semangat Rahmatan Lilalamin,” kata Menag.
Menag menyatakan khawatir dan cemas menyaksikan bentrokan antara elemen umat di bawah. “Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, dan agama. Realitas ini selalu menjadi kekhawatiran akan munculnya konflik. Tentunya sebagai bangsa yang dibangun di atas keberagaman, segenap elemen umat Islam bersama pemerintah harus bekerjasama membangun kedamaian, baik intern umat beragama, maupun antarumat beragama.

Kamis, 18 Oktober 2012

Potret Haji Kita, Antara Cita-Cita Dan Fakta


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْوَاسِعِ الْعَظِيْمِ الْبِرِّ الرَّحِيْمِ خَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ وَأَنْزَلَ الشَّرْعَ فَيَسَّرَهُ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، بَدَأَ الْخَلْقَ وَأَنْهَاهُ وَيَسَّرَ الْفُلْكَ وَأَجْرَاهُ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ، الْقَائِلُ فِي الْكِتَابِ الْكَرِيْمِ: ( التوبة: 36) أَحْمَدُهُ عَلَى جَلاَلِ نُعُوْتِهِ وَكَمَالِ صِفَاتِهِ وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَسَوَابِغِ نِعْمَتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِي أُلُوْهِيَّتِهِ وَرُبُوْبِيَّتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمَبْعُوْثُ إِلَى جَمِيْعِ بَرِيَّتِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ فِيْ سُنَتِهِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ اِتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Jamaah shalat jum’at yang berbahagia,

Marilah kita tingkatkan Iman dan taqwa kepada Allah karena hanya dengan taqwa kita akan mendapatkan ampunan, pertolongan dan surgaNya yang agung.
Kita sekarang berada pada bulan Dzulhijjah bulan keduabelas (penghujung dari bulan Qamariyah), satu dari empat bulan yang disebut dengan bulan-bulan haram
اشهر الحرم .

Pada hari ini kita saksikan bersama persiapan dan pem-berangkatan para jemaah calon haji. Kita rasakan bersama betapa kebahagiaan telah menghiasi wajah mereka dan sejuta harapan telah tertanam dalam di lubuk hati mereka, manakala saudara-saudara kita tadi meninggalkan kampung halamannya terbang menuju kiblat umat Islam sedunia, memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tidak ada ibadah seagung ibadah haji, tidak ada sesuatu agama yang memiliki konsep ibadah seperti konsep haji Islam. Haji mengandung seribu makna, merangkum sejuta hikmah. Karena itu haji merupakan tiang kelima dari kelima pilar utama dalam Islam.

Dilihat dari sebutannya saja ibadah ini sudah unik, Betapa tidak Al-Allamah Abu Abdillah Muhammad bin Abdir Rohman Al-Bukhari Alhanafi Azzahid (546 H) menjelaskan. Haji adalah bermaksud (berkeinginan dan bersengaja), sementara maksud dan niat, keduanya menghantarkan seseorang menuju cita-cita, niat adalah amal yang paling mulia karena ia adalah pekerjaan anggota yang paling utama yaitu hati, manakala ibadah ini adalah ibadah yang paling besar dan ketaatan yang paling berat maka disebut ibadah yang paling utama” yaitu Al-Haj yang berarti al-qashdu.
Tatkala seorang haji tiba di ka’bah, dan sebelumnya dia sudah mengetahui bahwa pemilik rumah (ka’bah) tidak berada di sana, maka dia berputar mengelilingi rumah : Thawaf mengisyaratkakn bahwa ka’bah bukanlah maksud dan tujuan. Tetapi tujuannya adalah pemilik rumah رب الكعبة..
Begitu pula mencium hajar aswad, bukan berarti dan bukan kerena menyembah batu, melainkan karena mengikuti sunnah rasul. Karena beliaulah yang mencontohkan kita untuk melakukan yang demikian. Inilah pembeda antara musyrik dan muslim. Dulu orang musyrik mencium batu karena untuk menyembah batu. Tetapi sekarang Muslim mencium batu untuk mengikuti sunnah rasul yang diantara hikmahnya adalah seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu .
“Hajar Aswad adalah bagaikan tangan kanan Allah dimuka bumi ini. Maka barangsiapa yang menjabatnya (menyentuhnya) atau menciumnya maka seolah-olah ia menjabat (tangan) Allah dan mencium tangan kananNya.”
Karena itu ketika menyentuhnya seorang haji harus mengingat bahwa ia sedang berbai’at kepada Allah (pencipta dan pemilik batu yang telah memerintah untuk menyentuhnya). Berbai’at untuk selalu taat dan tunduk kepadaNya, dan harus ingat barang siapa yang menghianati bai’at maka ia berhak mendapatkan murka dan adzab Allah.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Karena maksud kita bukan
البيت tetapi رب البيت dan karena unsur niat begitu utama dan penting maka Allah brfirman:
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ.
Dan sempurnakanlah haji dan umrah itu karena Allah.

Karena itu pulalah para ulama menganjurkan bahwa kewajiban pertama bagi calon haji adalah bertaubat. Bertaubat dari semua dosa dan maksiat, baik calon haji itu seorang petani, pegawai, polisi, artis, dokter, mentri maupun seorang kiayi, laki-laki maupun perempuan , tua maupun muda.inilah yang disyaratkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanNya:
وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa(al-Baqarah; 197).

Tentu saja kita sudah maklum bahwa taqwa itu tidak bisa dicapai kecuali dengan bertaubat dan meninggalkan segala jenis perbuatan maksiat.
Kalau calon haji sudah bertaubat maka ia akan mampu memahami dan menjiwai syiar haji yang teramat indah itu yaitu.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ.
Ia akan menghayati seolah-olah berucap: Ya Allah aku datang, akau datang, memenuhi panggilanMu, lalu aku berdiri di depan pintuMu. Aku singgah di sisiMu. Aku pegang erat kitabMu, aku junjung tinggi aturanMu, maka selamatkan aku dari adzabMu, kini aku siap menghamba kepadaMu, merendahkan diri dan berkiblat kepadaMu. BagiMu segala ciptaan, bagiMu segala aturan dan perundang-undangan, bagiMu segala hukum dan hukuman tidak ada sekutu bagiMu. Aku tidak peduli berpisah dengan anak dan istriku, meninggalkan profesi dan pekerjaan, menanggalkan segala atribut dan jabatan, karena tujuanku hanyalah wajah-Mu dan keridhaanMu bukan dunia yang fana dan bukan nafsu yang serakah maka amankan aku dari adzabMu.
Ma’asiral muslimin rahimakumullah.

Jika calon haji sudah bertaubat maka ia pasti akan mampu mencapai hakekat haji yang telah digariskan oleh Allah, dalam firman-Nya:

Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan Haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. (Al-Baqarah: 197)

Seorang yang beribadah haji tidak boleh melakukan rofats yaitu jima dan segala ucapan dan perbuatan yang behubungan dengan seksual. Tidak boleh melakukan Fusuq yaitu segala bentuk maksiat dan tidak boleh melakukan jidal yaitu perdebatan yang mengikuti hawa nafsu, bukan untuk mencari kebenaran.
Maka barang siapa yang telah sukses memenuhi perintah Allah tersebut ia akan mendapatkan haji yang mabrur, yang diantara tandanya adalah sepulang haji ia tidak akan mengulang maksiat, dosa-dosa yang lalu, ia akan tampil sebagai muslim yang shalih dan muslimah yang shalihah.
Maka sebuah negara semakin banyak muslim dan muslimah yang taat, negara itu akan semakin aman makmur dan sentosa. Maksiat dan kemungkaran akan menepi, perjudian dan pencurian akan sepi, perzinaan dan pembunuhan akan mudah diatasi. Apalagi jika yang pergi haji adalah Bapak Bupati, para Mentri dan Pak Polisi.
Sepulang haji yang kikir akan menjadi dermawan, yang kasar akan menjadi sadar dan yang biasanya menyebar kejahatan berubah menebar salam. Itu semua manakala hajinya mabrur. Namun kenyataannya adalah bagaikan siang yang dihadapkan dengan malam, semuanya bertolak belakang, mereka tidak mengambil manfaat dari ibadah haji selain menambah gelar Pak Haji atau Bu Hajjah. Yang korup tetap korup, yang artis tetap artis, yang lintah darat tetap lintah darat, yang jahat tetap jahat.

Maka tidak heran jika Rofats, Fusuq dan Jidal marak dimana-mana sampai terjadi krisis moral, krisis nilai, krisis kemanusiaan, krisis politik, lingkungan, ekonomi dan sosial.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Demikianlah sekelumit tentang makna haji, haji mabrur dan potret haji kita, semoga Allah menjadikan haji kita yang dahulu dan yang akan datang menjadi haji yang mabrur, dan semoga dijauhkan dari haji yang maghrur (tertipu) dan mabur

Rabu, 17 Oktober 2012

Menyambut Idul Adha 1433 H

 
Sebentar lagi kita akan kedatangan tamu istimewa, Hari Raya ‘Idul Adha, dimana di hari itu dan hari tasyrik dilakukan penyembelihan hewan qurba. Jika Anda belum memutuskan untuk berkurban tahun ini, ada baiknya Anda menyimak hikmah dan keutamaan qurban pada hari-hari tersebut:
1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]
2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]
4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa
“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim]
5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]
Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”
6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]
7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107]

Ada, salah satu amalan sunnah yang  sangat dianjurkan sebelum merayakan hari raya idul adha, yaitu ibadah puasa arofah :
Puasa Arafah adalah puasa yang  jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah dinamakan demikian karena saat itu jamaah haji sedang wukuf di terik matahari di padang Arafah. Puasa Arafah ini dianjurkan bagi mereka yang tidak berhaji. Sedangkan yang berhaji tidak disyariatkan puasa ini.
Mengenai hari Arofah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim)
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hari Arofah adalah hari pembebasan dari api neraka. Pada hari itu, Allah akan membebaskan siapa saja yang sedang wukuf di Arofah dan penduduk negeri kaum muslimin yang tidak melaksanakan wukuf. Oleh karena itu, hari setelah hari Arofah –yaitu hari Idul Adha- adalah hari ‘ied bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Baik yang melaksanakan haji dan yang tidak melaksanakannya sama-sama akan mendapatkan pembebasan dari api neraka dan ampunan pada hari Arofah.” (Lathoif Al Ma’arif, 482)
Mengenai keutamaan puasa Arafah disebutkan dalam hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Ini menunjukkan bahwa puasa Arafah adalah di antara jalan untuk mendapatkan pengampunan di hari Arafah. Hanya sehari puasa, bisa mendapatkan pengampunan dosa untuk dua tahun. Luar biasa fadhilahnya ...
Hari Arafah pun merupakan waktu mustajabnya do’a sebagaimana disebutkan dalam hadits,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)”.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Selasa, 16 Oktober 2012

Idul Adha Jatuh Jumat, 26 Oktober 2012




Jakarta(Pinmas)—Pemerintah menetapkan Idul Adha jatuh pada Jumat 26 Oktober 2012 setelah mendapat persetujuan peserta sidang isbat Penentuan awal Dzukhijjah 1433 H.
Sidang itu sendiri dipimpin Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar didampingi Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil di Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin Jakarta, Senin petang (15/10).
Setelah sidang dibuka, Wamenag Nasaruddin Umar minta Direktur Urudan Agama Islam dan Syarih Muhtar Ali untuk melaporkan hasil pemantauan hilal. Ternyata bahwa dari berbagai daerah tak terlihat bulan. Bulan masih di bawah ufuk dan tak bisa dilihat.
Setelah itu Wamenag Nasaruddin Umar menetapkan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah 1433 H jatuh pada hari Rabu 17 Oktober 2012 dan 10 Dzulhijjah atau Idul Adha jatuh pada Jumat 26 Oktober 2012.
Pada sidang yang berlangsung kurang dari 10 menit itu, wamenag minta persetujuan dari kalangan wakil Ormas yang hadir. Apakah dapat disetujui, tanya Nadaruddin. Para peserta langsung menyatakan setuju.(ant/ess)

Rabu, 18 Juli 2012

KEUTAMAAN BULAN SUCI RAMADHAN

Bulan ramadhan bulan yang mulia, sebuah momen yang sangat agung dimana Allah -ta'ala- melipat gandakan pahala setiap hamba yang beramal, dan membukakan pintu-pintu kebaikan. bulan yang penuh berkah dan rahmat serta ampunan. Allah berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Artinya : "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS Al-Baqoroh : 185)

Bulan dimana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan dibelenggunya setan-setan. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

إذا جاء رمضان فُتِّحت أبواب الجنة وغُلِّقت أبواب النار وصُفِّدت الشياطين

Artinya : "Jika datang bulan ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (Muttafaq 'Alaihi)

Keutamaan Bulan Ramadhan

Dibukanya pintu-pintu surga dikarenakan banyaknya amalan-amalan sholih dilakukan pada bulan tersebut. dan ditutupnya pintu-pintu neraka dikarenakan sedikitnya amalan kemaksiatan yang dilakukan orang-orang yang beriman pada bulan itu. dan dibelenggunya setan-setan dikarenakan mereka tidak bisa lagi merusak dan menyesatkan manusia sebagaimana pada bulan-bulan yang lain dimana manusia pada waktu itu sedang sibuk melaksanakan amalan-amalan ibadah dan ketaatan.

Dan diantara keutamaan bulan ramadhan adalah sebagaimana yang disabdakan Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- :

أُعْطِيَتْ أمتي خمس خصال في رمضان لم تُعْطَهُنَّ أمة من الأمم قبلها : خلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك , وتستغفر لهم الملائكة حتى يفطروا , ويزين الله كل يوم جنته ويقول : يوشك عبادي الصالحون أن يلقوا عنهم المؤونة والأذى ويصيروا إليك , وتصفد فيه مَرَدَة الشياطين فلا يخلصون إلى ما كانوا يخلصون إليه في غيره , ويغفر لهم في آخر ليلة " , قيل : يا رسول الله أهي ليلة القدر ؟ قال : " لا ولكن العامل إنما يوفى أجره إذا قضى عمله

Artinya : "Diberikan kepada ummatku 5 hal pada bulan ramadhan yang tidak diberikan kepada ummat-ummat sebelumnya : bau mulut seseorang yang berpuasa lebih wangi bagi Allah dari pada wangi misik. dan malaikat-malaikat mendoakan ampunan bagi orang-orang yang berpuasa sampai mereka berbuka. dan Allah menghiasi surga-Nya setiap hari seraya berkata : mereka para hamba-hambaKu yang harus merasakan kesusahan (demi) menuju kepadamu. dan dibelenggunya gangguan-gangguan setan maka setan-setan tidak bisa lagi menyesatkan sebagaimana mereka menyesatkan pada bulan-bulan yang lainnya. dan diampuni (dosa-dosa) mereka disetiap akhir malam. dikatakan kepada Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- : wahai Rosulullah, apakah itu lailatul qodar? beliau menjawab : tidak, akan tetapi setiap orang yang beramal diberi pahalanya kepada mereka setiap selesai mengerjakan amalannya." (HR Ahmad, Al-Bazzar dan Al-Baihaqi dengan sanad yang lemah akan tetapi memiliki saksi-saksi)

Lima keutamaan yang diberikan kepada ummat ini pada bulan ramadhan yang tidak diberikan kepada ummat sebelumnya :

1. Bahwa bau mulut orang yang berpuasa bagi Allah lebih wangi dari pada wangi misik. hal ini karena bau mulut disebabkan oleh amalan ketaatan yaitu puasa. akan tetapi bukan berarti seseorang yang berpuasa kemudian menyepelekan kebersihan mulutnya sehingga dapat mengganggu orang lain disekitarnya. dikarenakan bau tersebut tidak dapat dihindarkan pada waktu puasa, maka setiap orang yang berpuasa harus berusaha semaksimal mungkin agar orang disekitarnya tidak terganggu oleh bau mulutnya.

2. Bahwa para malaikat mendoakan ampunan untuk orang-orang yang berpuasa hingga mereka berbuka. dan malaikat adalah makhluk yang dimuliakan, tidak pernah melanggar perintah-perintah-Nya. dan mereka adalah makhluk yang paling utama untuk dikabulkan doanya.

3. Allah -ta'ala- menghiasi surga-Nya setiap hari agar lebih menarik bagi orang-orang yang beramal. agar lebih menyemangati mereka untuk terus mengamalkan ketaatan. karena puasa, mereka dijauhkan dari kenikmatan-kenikmatan dunia dan harus menanggung kesusahan akibat puasa. ini dilakukan dengan harapan untuk menggapai surga.

4. Bahwa setan-setan dibelenggu sehingga tidak bisa mengganggu dan menyesatkan orang-orang yang beriman sebagaimana mereka mengganggu pada bulan-bulan selainnya. karena Allah mengutamakan bulan ramadhan dengan ibadah dan ketaatan kepada-Nya. sehingga orang-orang beriman pun sibuk dengan amalan mereka.

5. Bahwa Allah mengampuni ummat ini pada tiap akhir malam. sebagaimana yang dijelaskan oleh Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bahwa setiap hamba akan diberi pahalanya setiap selesai mengerjakan amalannya. berarti, pada bulan ini, setiap hamba akan diampuni jika mereka telah mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka dari berpuasa dan melaksanakan amalan-amalan yang lainnya.

Itulah beberapa keutamaan bulan suci ramadhan yang akan datang sebentar lagi. sehingga kita harus benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan niat yang lurus dan jiwa yang bersih, karena semua amalan ketaatan sangatlah berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.

Bersatu : Visi Islam Yang Sering Terlupakan


 
Oleh : Mulyadi, M.Ag
(Penghulu KUA Kec. Sumbersari Jember)

Ibadah Haji merupakan fenomena tahunan dalam Islam, dimana umat seantero jagad ini berkumpul di tempat yang satu dengan tujuan sama menunaikan panggilan Allah yaitu kewajiban menunaikan ibadah Haji.
            Jutaan ribu manusia  bertawaf , mengelilingi ka’bah membawa visi  yang sama mengharap ridho Allah SWT.  Dan selain mewujudkan kemabruran amal juga menjalankan perintah agama , hal ini cukup menjadi  bukti bahwa Islam agama Tauhid. Agama yang pasrah dan tunduk pada satu kekuasaan, pencipta dunia ini yaitu Allah Yang Maha Esa.
Berkumpulnya jutaan manusia dari beberapa negara di dunia dengan tujuan yang sama, sampai saat ini belum bisa ditiru oleh agama lain. Bahkan bisa-bisa menjadi contoh mereka bahkan ancaman bagi perkembangan agama di peradaban  modern ini.
Namun kesatuan umat seperti pelaksanaan kewajiban ibadah haji ini, tidak bisa diwujudkan dalam penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal yang juga bersumber dari perintah Allah. Penentuan Hilal (bulan) awal Ramadhan contohnya, setiap tahun dilakukan, namun awal puasa  Ramadan beberapa ormas Islam selalu berbeda. Seperti tahun ini, awal puasa berpotensi tidak sama diantara umat Islam di Indonesia.
Ketidakserentakan ini juga disadari dua ormas Islam besar di Indonesia, Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Muhammadiyah memutuskan awal puasa pada Jumat 20 Juli 2012, sedangkan NU kemungkinan besar jatuh pada Sabtu 21 Juli 2012 atau menunggu hasil rukyat.
Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menetapkan Jumat 20 Juli 2012 sebagai awal puasa tanggal 1 Ramadan 1433 H dan Hari Raya Idul Fitri pada 19 Agustus 2012 atau 1 Syawal 1433 H pada tahun ini, dituangkan dalam Maklumat dengan nomor 01/MLM/I.0/E/2012. Maklumat tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhizzah 1433 Hijriyah, serta imbauan menyambut Ramadhan 1433 H.
Maklumat tertanggal 15 Juni 2012 itu ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris Umum Agung Danarto di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. Penetapan itu berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang menjadi pedoman  Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Bahkan untuk pertama kalinya juga, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memastikan tidak akan mengikuti sidang isbat penentuan awal Ramadhan dan Syawal yang akan dilakukan  oleh Pemerintah melalui  Kementerian Agama, hal ini dilakukan  dengan dalih demi mengurangi ketegangan dan untuk kebaikan bersama.
Menurut beberapa situs yang dapat dipercaya,  rencana mundurnya Muhammadiyah dalam Sidang Isbat, Din Syamsuddin selaku pimpinan Muhammadiyah,  mengaku sudah mengirim surat kepada Pemerintah melalui  Kementerian Agama.  Bahwa menurutnya” Muhammadiyah sudah bisa menetapkan kapan satu Ramadhan, kapan satu Syawal, bahkan sampai 100 tahun yang akan datang.Karena ilmu falak, astronomi itu ilmu pasti Dan Al Quran menyuruh kita untuk pandai berhitung,".
Bersatu adalah tujuan Agama Islam akan tetapi dengan bersatu kita tidak harus menolak perbedaan. Perbedaan akan lebih bermakna bila didasari rasa saling menghargai dan menghormati bahkan yang terpenting tidak mengedepankan ego organisasi dan metode (manhaj) masing-masing.
Lain halnya dengan  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),  untuk Penentuan awal bulan Ramdhan masih menunggu Informasi Hilal saat matahari terbenam pada Kamis, 19 Juli 2012. Penentuan awal bulan Ramadhan 1433 H menggunakan beberapa metode pengamatan, antara lain waktu konjungsi (Ijtima’) dan terbenam matahari. Sedangkan Konjungsi geosentrik atau ijtima, terjadi ketika lintasan edar matahari dan bulan tepat sama. Kejadian ini akan terjadi pada hari Kamis, 19 Juli 2012 nanti.
Lantas, apa yang menjadi standar metode penetapan awal bulan hijriyah, seperti satu Ramadhan dan syawal ini?. Selama ini menetapkan awal bulan Hijriyah khususnya yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah ditetapkan berdasarkan hisab hakiki tahkiki dan rukyat serta menggunakan kriteria pergantian bulan qomariyah dengan tinggi hilal minimal 2 derajat dan umur bulan 8 jam serta sudut elongasi 3 derajat.
Bahkan  Kriteria ini menjadi  kriteria Imkanur Rukyat  Menteri-menteri Agama Negara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura (MABIMS) sejak  tahun 1998 hingga kini dan  sementara masih diadopsi menjadi teori Imkanur Rukyat di indonesia.
Teori Imkanur Rukyat pada dasarnya merupakan perpaduan antara teori rukyat dan teori wujudul hilal. Menurut pandangan ahli astronomi, teori ini dipandang relatif lebih baik daripada teori-teori lainnya apabila semua pihak dapat menerimanya, namun sebaliknya bila semua pihak tidak dapat menerimanya  atau mencari  teori baru yang dapat diterima oleh semua pihak, maka penentuan awal pada bulan hijriyah  akan selalu berbeda dan tidak akan pernah bersatu dalam keputusan.
Sungguh disayangkan, jika perbedaan seperti ini terus menjaga jarak. Dan tidak ada satu kekuatan dan kekuasaan di negara ini yang tidak mampu mewujudkan visi islam itu, bahkan penulis sendiri sudah memprediksi dan pesimis hal itu bisa terwujud, kecuali ada kekuatan  dan ideologi Monster (pinjam istilah Amin Abdullah dalam bukunya “Studi Agama”) yang berupaya menjinakkan dan menghentikan serta menyatukan beberapa motode tersebut. Minimal diantara umat Islam di negara yang mampu mengusir agresi militer Belanda yang ke-2  berkat bersatunya semangat  dari semua golongan, melalui ikrar Sumpah Pemuda.
Memang, fenomena yang kerap terjadi ini, Pemerintah Indonesia beserta instansi-instansi terkait dan organisasi masyarakat Islam dengan melibatkan juga para pakar astronomi dari Planetarium, LAPAN, BOSCHA, BIG, BMKG dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus melakukan upaya-upaya pengkajian terhadap Kriteria yang menjadi penentuan awal bulan Hijriyah, namun hingga kini setelah puluhan tahun masih belum ada titik temu dan realisasinya.
Hal ini disebabkan karena Muhammadiyah sudah berkenyakinan bahwa dengan metode wujudul Hilal sudah menjawab permasalahan penentuan awal bulan, bahkan terindikasi bahwa tim hisab dari organisasi ini, hampir berkenyakinan bulan tidak akan pernah terlihat dengan kondisi alam yang sering tertutup awan. Terbukti 10 tahun terakhir bahkan lebih, rukyatul Hilal tidak pernah berhasil.
Lain halnya dengan NU, organisasi keagamaan terbesar di Indonesia ini lebih mengarah kepada petunjuk al-Quran surat al-Baqorah ayat 185 bahwa penentuan awal bulan (seperti awal puasa Ramadhan) dengan cara melihat bulan atau dikenal dengan metode Rukyat, namun bila hilal tidak terlihat maka disempurnakan umur bulan menjadi 30 hari.
Lagi-lagi, sampai saat ini kita berharap kepada Pemerintah untuk bisa mewujudkan kesatuan sikap tersebut, apalagi terkait dengan ibadah yang telah dengan jelas diatur oleh agama. Pertemuan MABIMS di Hotel Aston Denpasar Bali  pada tanggal 27 sampai dengan 29 Juni 2012 yang lalu, telah meghasilkan beberapa keputusan penting, terutama terkait dengan persamaan kriteria dan metode rukyat dan Taqwim Islam yang bisa berlaku secara internasional maupun regional. Tentu, setelah diadakan kajian secara syar’i dan sosiologis secara mendalam.
Akhirnya, mari kita bagun kebersamaan dan kesatun visi melalui Ramadhan dan syawal  tahun ini, belajarlah dari ibadah haji dan mansiknya, ciptakan kedamaian dalam beribadah, wujudkan hakikat  puasa dan idul fitri  secara maksimal, dan jangan menjadi golongan yang dikuatirkan oleh Nabi Muhammad dalam do’a terakhir beliau ketika menyongsong datangnya Ramadhan yaitu orang yang tidak dapat barokah Ramadhan  dan bahkan menjadi perusak kemuliaan bulan yang suci ini.

Rabu, 25 Januari 2012

Menag Imbau Kepala Daerah Bantu Pendidikan Agama

Foto
Jakarta (Pinmas)--Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengatakan peningkatan pendidikan agama dan keagamaan merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah pusat. Karena itu kepala daerah yang memberikan perhatian terhadap pendidikan agama patut mendapat apresiasi.
"Uang memang ada yang masuk anggaran APBN ada yang APBD, tapi yang namanya murid adalah anak-anak kita," kata Menag pada malam Apresiasi Pendidikan Islam di Hotel Borobudur Jakarta, Senin malam (2/1). Karena itu ia mengapresiasi bupati atau walikota yang menyisihkan APBDnya. "Pendidikan agama sangat penting ditingkatkan," imbuhnya.
Pada acara terkait Hari Amal Bhakti ke 66, sejumlah bupati dan walikota serta tokoh penggerak pendidikan agama dan santri serta siswa berprestasi memperoleh penghargaan dari Kementerian Agama RI. Acara ini juga dihadiri Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat serta pejabat eselon I dan II Kemenag.
Menag lebih lanjut mengatakan, pendidikan di lingkungan Kementerian Agama, antara 90-92 persen dikelola swasta, sedangkan 8-10 persen berstatus negeri. Ini berbeda dengan pendidikan dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 90 persen berstatus negeri.
"Maknanya pendidikan agama di tanah air lebih besar partisipasi masyarakat, ulama untuk mencerdaskan bangsa. Mereka membangun bukan karena APBN, tapi karena kekayaan spirit," kata menteri.
Sekarang ini, lanjut dia, lembaga pendidikan agama mengalami kemajuan bahkan ada yang mampu bersaing di kancah internasional. Karena itu seyogyanya para kepala daerah membantu peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan, termasuk memberi kesejahteraan guru agama.
"Yang sudah memberi hendaknya diperbesar yang belum dimulai. Jangan beri perhatian berbeda antara guru Kementerian Agama dengan Kemendikbud," kata Menag. (ks)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More