KUA KEC.SUMBERSARI KAB.JEMBER

KUA Sumbersari adalah salah satu dari 31 KUA di Kabupaten Jember yang mengemban amanah Negara dalam hal pelayanan publik khususnya pelayanan seputar pernikahan

HAJI

KUA Sumbersari bekerja sama dengan KBIH, melayanai masyarakat dalam pendaftaran dan pembinaan ibadah Haji

AKAD NIKAH

KUA Sumbersari Menangani 7 Kelurahan dalam wilayah hukumnya,yakni : Sumbersari, Kebonsari, Karangrejo, Tegal Gede, Antirogo, Wirolegi, dan Kranjingan

WAKAF

KUA Sumbersari bukan hanya melayani pelayanan pernikahan saja akan tetapi juga dalam hal WAKAF, guna membantu masyarakat yang ingin beramal guna kepentingan umat

Alur Pencatatan Nikah

Calon Pengantin membawa pengantar RT/RW, kemudian mengurus N1-N4/N5 di kelurahan setempat kemudian melaporkannya di KUA

Rabu, 14 November 2012

Jemaah Wafat Menjadi 382 orang

Mekkah (Sinhat)-- Sampai hari ke-54 musim hari tahun ini (sejak 20 September 2012) atau 15 hari sebelum berakhir pada 29 November 2012, sebanyak 382 jemaah haji Indonesia telah meninggal dunia di Arab Saudi.
Mereka masing-masing 219 pria dan 163 wanita. Dari jumlah itu, 309 jamaah meninggal di Makkah, 29 jamaah di Madinah, 25 jamaah di Mina, sembilan jamaah di Jeddah, enam jamaah di Arafah, dan empat jamaah di perjalanan.
Penyakit penyebab meninggalnya masing-masing 221 kasus akibat gangguan sistem sirkulasi, 108 kasus akibat gangguan sistem pernafasan, 31 kasus gangguan infeksi dan parasit, dan 11 kasus akibat masalah nutrisi.
Lima embarkasi haji yang jamaahnya sampai saat ini terbanyak meninggal masing-masing, Surabaya (68 orang), Solo (68 orang), Bekasi (58 orang), Jakarta (37 orang), dan Ujungpandang (25 orang).
Dari sisi usia, 251 jamaah meninggal di atas 60 tahun, 97 jamaah berusia antara 50 sampai 59 tahun, 32 jamaah berusia antara 40 sampai 49 tahun, dan dua jamaah berusia di bawah 40 tahun.
Sebagai perbandingan empat tahun terakhir, jamaah yang meninggal selama masa periode haji masing-masing, 2011 berjumlah 517 jamaah, 2010 sebanyak 451 jamaah, 2009 sebanyak 312 jamaah, dan 2008 berjumlah 461 jamaah. Seluruh petugas penyelenggara haji Indonesia dijadwalkan terakhir akan meninggalkan Arab Saudi, masing-masing yang bertugas di Madinah dan Jeddah pada 2 Desember 2012.
Sedangkan petugas di Makkah akan meningalkan Tanah Suci pada 25 November 2012. Indonesia tahun ini mendapat kuota haji 211.000 dari Pemerintah Arab Saudi, masing-masing 194.000 haji reguler dan 17.000 haji khusus yang dikenal dengan sebutan ONH (ongkos naik haji) Plus.

Menag: Kemajuan Teknologi Dapat Ancam Kedamaian Umat

Jakarta(Pinmas)— Menteri Agama H Suryadharma Ali mengatakan, kemajuan teknologi selain berdampak positif, juga melahirkan beragam ancaman serius bagi keberlangsungan kehidupan umat yang damai.
“Merebaknya pornografi dan pornoaksi banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi,” papar Menag ketika membuka Halaqoh Ulama dan launching Dai Rahmatan Lilalamin di hotel Millenium Jakarta, Senin (12/11).
Halaqoh yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dihadiri Wamenag Nasaruddin Umar, Dirjen Bimas Islam H Abdul Djamil, Direktur Penerangan Agama Islam Hj Euis Sri Mulyani, Ketua Umum Majelis Silaturahim Kiai dan Pimpinan Pondok Pesantren se Indonesia (MSKP3I) serta 70 persera halaqoh dan dai.
Menag memaparkan, akses teknologi ini sangat luas dan tak terbatas. “Anak-anak dan generasi muda kita begitu mudah bersosialisasi dengan berbagai bentuk pornografi dan pornoaksi. Begitu pula arus informasi yang bebas masuk telah melahirkan transpormasi berbagai aliran dari luar yang tak sejalan dengan karakter bangsa Indonesia, seperti radikalisme dan ekstrimis.”
Memang, kata Menag, globalisasi telah memberikan pengaruh besar terhadap eksistensi dakwah di lihat dari aspek pelaku dakwah, materi serta metode yang dipergunakan .
Menurut Menag, ada kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perubahan yang perlu direspons dengan materi dakwah yang relevan serta metode penyampaian yang tepat. “Materi dakwah yang banyak menjadi tidak berarti apa-apa jika disampaikan dengan metode yang tidak tepat, sebaliknya materi yang sederhana bisa menjadi menarik manakala disampaikan menggunakan metode yang sesuai dengan masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.”
Jadi, lanjut Menag, di tengah-tengah arus besar seperti ini, diperlukan pengembangan metode dakwah agar sesuai dengan tuntutan keadaan yang ada di masyarakat.
Dia menjelaskan, arus globalisasi juga telah melahirkan beragam problematika keumatan. Beberapa kejadian seperti terorisme, radikalisme, dan segala bentuk kekerasan atas nama agama atau PR kita bersama. “Bagaimana pun terorisme kekerasan sedikit banyak akan mempengaruhi citra Islam sebagai agama yang didakwakan oleh Rasul dengan semangat Rahmatan Lilalamin,” kata Menag.
Menag menyatakan khawatir dan cemas menyaksikan bentrokan antara elemen umat di bawah. “Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, dan agama. Realitas ini selalu menjadi kekhawatiran akan munculnya konflik. Tentunya sebagai bangsa yang dibangun di atas keberagaman, segenap elemen umat Islam bersama pemerintah harus bekerjasama membangun kedamaian, baik intern umat beragama, maupun antarumat beragama.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More